banner 728x250
Berita  

Terbongkarnya Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Setelah 14 Tahun

Konferensi pers kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar di Mapolres Gowa. (Nur Hidayat Said/detikSulsel)
Konferensi pers kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar di Mapolres Gowa. (Nur Hidayat Said/detikSulsel)
banner 120x600
banner 468x60

Gowa – Sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar terbongkar setelah 14 tahun beroperasi. Perkara ini melibatkan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim (AI) sebagai otak sindikat uang palsu yang diproduksi dalam kampus di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Operasi percetakan dan peredaran uang palsu di UIN Alauddin Makassar tersebut ternyata dimulai sejak 2010. Perkara ini terkuak usai polisi menangkap total 17 pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka pada Desember 2024.

“Timeline pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, udah lama ini. Kemudian lanjut 2011 sampai dengan 2012,” kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan saat konferensi pers di Mapolres Gowa pada Kamis (19/12/2024).

banner 325x300

Yudhiawan menjelaskan, rencana produksi uang palsu itu sempat terhenti. Para pelaku sibuk mempersiapkan perencanaannya dengan matang hingga kembali memulai pada 2022.

“Kemudian Juli 2022 merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi. Jadi kalau dilihat dari sekarang, perencanaan pembuatan ini dimulai dari 2022. Kalau 2010 ini masih tahap pengenalan,” ungkapnya.

“Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 6 tahun dan 6 bulan,” sambungnya.

Setelah perencanaan dianggap matang, para pelaku mulai mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencetak uang palsu. Produksi uang palsu dimulai Mei 2024.

“Oktober 2022 sudah mulai membeli alat cetak dan pemesanan kertas, kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi,” beber Yudhiawan.

Tidak tanggung-tanggung, mesin percetakan uang palsu didatangkan dari China. Kertas dan tinta yang menjadi bahan baku uang palsu juga diimpor dari negeri berjuluk Tirai Bambu tersebut.

“Untuk mesin cetaknya dibelinya di Surabaya, tapi barang dari China, nilainya Rp 600 juta harganya,” ungkap Yudhiawan.

Pada Juni 2024, para pelaku yang terlibat mulai aktif bertemu dan berkomunikasi. Rencana peredaran uang palsu dibahas para pelaku yang tergabung dalam grup WhatsApp (WA).

“Juga ada saling bekerja sama di antara mereka juga bagaimana nanti proses pembuatan dan diviralkan melalui grup WA. Jadi ditawar-tawarkan di grup,” tuturnya.

Menurut Yudhiawan, ada dua tempat kejadian perkara (TKP) sindikat uang palsu ini. Salah satunya berada di salah satu rumah pelaku di Kota Makassar, dan kedua di gedung perpustakaan UIN Alauddin di Kabupaten Gowa.

“Kalau kita lihat dari TKP, TKP buat cetak upal, jadi di rumah saudara (inisial) ASS, Jalan Sunu 3 Blok N 5 Kota Makassar. Kemudian ada juga di Jalan Yasin Limpo Nomor 36 Sungguminasa,” bebernya.

Yudhiawan tidak merinci sosok ASS yang rumahnya juga dijadikan tempat memproduksi uang palsu. ASS yang status hukumnya belum dijelaskan, diduga bekerja sama dengan Andi Ibrahim dengan sosok misterius lainnya berinisial S.

“Peran sentralnya ada di saudara AI, kemudian juga saudara S, kemudian ada juga saudara ASS. Saya sengaja tidak sebutkan (nama lengkap) karena belum memenuhi kekuatan hukum tetap, ini harus singkatan,” sebut Yudhiawan.

Kembali ke rencana produksi uang palsu, mesin percetakan uang palsu akhirnya diangkut ke gedung perpustakaan UIN Alauddin Makassar pada September 2024. Mesin itu diangkut atas peran Andi Ibrahim.

“Sekitar bulan September 2024, ini berkomunikasi dengan AI untuk mengangkut peralatan untuk kemudian mulai membuat uang palsu di TKP 2 (gedung perpustakaan UIN Alauddin),” ucapnya.

“Minggu kedua November 2024 ini udah mulai peredaran uang palsu senilai Rp 150 juta, nilai nominal di situ. Kemudian ada juga menyerahkan uang palsu Rp 250 juta,” sambung Yudhiawan.

Belakangan, pabrik uang palsu mulai terhenti seiring aktivitas pelaku mulai diusut polisi. Yudhiawan mengatakan pelaku berusaha menutupi perbuatannya.

“Yang terakhir sebelum ditangkap kemarin menyerahkan uang palsu Rp 200 juta dan menyembunyikan aktivitas. Karena mereka sempat tahu kalau polisi melakukan penyelidikan,” jelasnya.

3 Pelaku Sindikat Upal Masih Buron
Kasus ini terungkap dari temuan uang palsu yang beredar di Kecamatan Pallangga, Gowa. Polisi mulanya menangkap satu pelaku yang diduga telah bertransaksi dengan uang palsu.

“Nah ini uang palsu ini perbandingannya satu banding dua. Jadi satu asli, dua uang palsu. Terus kemudian transaksi ini juga melalui tersangka yang lain,” ungkap Yudhiawan.

Polisi yang melakukan pengembangan pun menangkap pelaku lainnya. Para pelaku diamankan di wilayah berbeda di Sulsel hingga ada yang ditangkap di Kabupaten Mamuju, Sulbar.

“Kita melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, ada enam saksi, tersangka bisa kami tangkap ada 17 orang, ini masih bisa bertambah,” imbuhnya.

Para tersangka masing-masing berinisial AI, MN, KA, IR, MS, JBP, AA, SAR, SU, AK, IL, SM, MS, SR, SW, NM, RM. Para tersangka memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda mulai dari pegawai internal UIN, ASN pemprov Sulawesi Barat (Sulbar), karyawan bank, hingga wiraswasta.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 36 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan Pasal 37 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 tentang Mata Uang. Total 17 tersangka terancam hukuman penjara 10 tahun hingga seumur hidup.

“Ada juga yang DPO juga, tapi mudah-mudahan mohon doa restunya semua dari hasil keterangan mereka (17 tersangka) ini, DPO ini juga akan kami tangkap,” tegas Yudhiawan.

Sementara itu, Kapolres Gowa AKBP Rheonald TS Simanjuntak menambahkan, ada dua karyawan bank BUMN yang menjadi tersangka. Keduanya masing-masing berinisial IR dan AK.

“Dari 17 yang ada di belakang kami para tersangka, 2 di antaranya oknum dari bank BUMN Indonesia,” ujar Rheonald.

Kedua oknum karyawan bank itu berperan menggunakan, menjual dan membeli uang palsu. Rheonald menambahkan, masih ada 3 terduga pelaku yang masih buron.

“Dan ini masih ada 3 DPO dan masih ada lagi yang akan berkembang selanjutnya,” pungkasnya.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *